WILUJEUNG SUMPING

WILUJEUNG SUMPING KASADAYANA........ SEMOGA BERMANFAAT.. AMIN..

Jumat, 09 Maret 2012


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Konservasi atau sebuah pelestarian dalam bidang arsitektur dan lingkungan binaan berawal dari konsep preservasi yang bersifat statis. Maksudnya, bangunan yang menjadi obyek preservasi dipertahankan persis seperti keadaan aslinya, lebih terbatas pada benda peninggalan arkeologis. Namun, konsep tersebut berkembang menjadi konsep konservasi yang bersifat dinamis, dengan cakupan yang lebih luas pula. Sasarannya tidak terbatas pada obyek arkeologis saja, melainkan karya arsitektur lingkungan atau kawasan dan bahkan kota bersejarah. Konservasi dapat meliputi seluruh kegiatan pemeliharaan dan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dapat pula mencakup preservasi, restorasi, rekonstruksi, adaptasi dan revitalisasi. Dimana semua kegiatan tersebut mempunyai maksud yaitu memberikan nafas kehidupan baru bagi pengembangan kawasan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat meliputi, penguna dan pengunjung kawasan serta kualitas lingkungan yang ada.

            pada kajian ini mengambil sebuah kawasan di kota malang yang memerlukan peremajaan kota karena wajahnya sudah beda dengan jati dirinya. Yaitu kawasan jalan soekarno hatta malang. Malang merupakan kota pendidikan, kota wisata dan kota yang terus berkembang sehingga dapat mempengaruhi terhadapkarya arsitekturnya. Kita dapat melihat pada bangunan-bangunan yang ada sekarang sudah mencitrakan kebaratan dan tidak memperhatikan jati diri sebuah karya arsitektur. Malang juga merupakan kota peninggalan zaman belanda sehingga banyak mempengaruhi terhadap arsitektur yang ada, begitu juga pada kawasan soekarno hatta ini terdapat beberapa bangunan peninggalan belanda dan ada yang masih dipertahankan.
            Kawasan soekarno hatta merupakan sebuah kawasan yang diperuntukan sebagai kawasan perumahan, tapi pada kenyataannya kawasan tersebut menjadi sebuah kawasan pembelanjaan dikarenakan masyarakat sekarang tempat dekat jalan itu merupakan peluang bisnis yang menguntungkan. Sehingga kasusnya pada wajah bangunan jadi berbeda jauh dengan aslinya karena beralih fungsi dari perumahan menjadi perdagangan.

           
1.2  Rumusan masalah

-          Wajah perumahan yang sudah meninggalkan jati dirinya
-          Perumahan yang beralih fungsi menjadi pertokoan
-          Penataan sirkulasi pada kawasan tersebut










BAB II
IDENTIFIKASI OBJEK

2.1 Kajian Historis Objek

            Malang merupakan kota peninggalan zaman belanda, karena Negara kita dulu pernah dijajah oleh beberapa Negara dan Negara belanda merupakan Negara terlama yang menjajah bangsa kita. Oleh karena itu dampak yang kita rasakan secara visual adalah gaya arsitektur bangunan yang ada. Pada jalan soekarno hatta terdapat beberapa cirri bangunan khas belanda sehingga kita dpat menyimpulkan bahwa dulunya merupakan salah satu pemukiman belanda di kota malang tersebut . untuk memperjelas argument tersebut dapat kita lihat pada foto-foto dibawah ini :














2.2 Kajian Kondisi Bangunan

            2.2.1 kondisi bangunan / lingkungan yang masih asli
            Pada kawasan ini terdapat beberapa bangunan yang masih
menunjukan jati dirinya Seperti pada gambar disamping ini, dengan
 gaya arsitektur belandanya terlihat  Kotakan yang ditutupi dengan
 atap prisai.







            pada gambar disamping ini juga merupakan sebuah bangunan
yang menunjukan peninggalan belanda akan tetapi sudah ada
pebaikan akan tetapi tidak meninggalkan jati dirinya Terlihat pada
bentukan segitiga pada dindingnya.








            2.2.2 Kondisi Bangunan / Lingkungan Yang Hendak Ditata

Lingkungan pertokoan
Lingkungan pertokoan pada kawasan
Ini sudah meninggalkan jauh dari jati
Dirinya karena mengikuti trend bangunan
Yang sedang digemari pada saat ini.








lingkungan perumahan

lingkungan perumahan yang terdapat di
kawasan ini sudah mengikuti trend gaya
arsitektur minimalis seperti pada gambar
disamping ini yang sudah meninggalkan
komponen-komponen jati dirinya.





Lingkungan perumahan yang beralih fungsi
Gambar disamping merupakan rumah yang
Beralih fungsi menjadi pertokoan sehingga
Memerlukan penataan facadenya supaya
Masih mencerminkan jati dirinya.






Seperti kota pada umumnya kawasan ini juga
Terdapat banyak pedagang kaki lima yang tidak
Beraturan sehingga membutuhkan penataan pada
Tempat maupun facadenya.









 BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penentuan Jati Diri Kawasan

            Pada kawasan jalan soekarno hatta ini masih memiliki beberapa ciri bangunan yang menunjukan komponen jati dirinya yaitu bangunan yang menunjukan zaman belanda. Untuk lebih jelasnya dapat kita pelajari dengan gambar-gambar di bawah ini :

 Gambar disamping merupakan sebuah
Pertokoan yang berada di kawasan jalan
Soelarno hatta. Nampak sekali wajah
Bangunannya yang menunjukan bangu-
Nan peninggalan belanda dari bentukan
Atap prisai dengan bentukan seperti
dibawah ini.   


                                                                        Kolom-kolom corintian dengan ukirannya                                                                                                                                         menunjukan rumah-rumah orang belanda

























Jendela-jendela kecil yang khas berada
diatas kolom-kolom Nampak jelas bahwa
bangunan zaman belanda.




 
Pada banguna ini merupakan sebuah bangunan yang beralih
fungsi dari hunian menjadi rumah Komersial terlihat jelas pada
lantai 1 dindingnya menjadi bukaan semua.


Ukiran-ukiran pada dinding dengan gaya
khas barat dan dinding membentuk segitiga
 seperti pada zaman romawi dengan gaya
 arsitektur yunaninya.




Kotakann kecil yang lebih tinggi
 dibandingkan bangunannya
 dengan penutup atap prisai
seperti cerobong asap pada
rumah-rumah orang belanda.
 

            Dari penjelasan detail-detail bangunan diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa bangunan pada kawsan ini merupakan bangunan peninggalan belanda sehingga jati diri kawasan ini adalah bangunan dengan gaya arsitektur barat khususnya belanda.


3.2 Perhitungan Dan Penentuan Klasifikasi Tingkat Kerusakan / Perubahan

Langkah 1 :
Mencari Tipologi Jati Diri
a.      Atap
1.      Bentuk atap : lancip (atap prisai)
2.      Kemiringan atap: kemiringan atap berkisar antara 30o-450
3.      Bahan atap : genteng
4.      Warna atap : tera kota / warna tanah (rumpun warna kecokelatan)
b.      Dinding
1.      Vertikalitas-horisontalitas : cenderung vertikal dari bentukan materialnya dan kolom-kolomnya
2.      Efek massif-transparan : cenderung masif
3.      Bahan : tembok tidak mengkilap
4.      Warna : warna soft (cenderung putih / krem)
c.       Pemunduran : kira-kira 10 m
d.      Lingkungan
1.      Taman : didominasi dengan tanaman mini dan bunga-bungaan
2.      Vegetasi jalan : tanaman keras, bertajuk lebar dan berdaun kecil

Langkah 2 Menghitung Tingkat Kerusakan / Perubahan Jati Diri
No
Komponen jati diri
Sangat sesuai
sesuai
Tidak sesuai
Sangat tidak sesuai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bentuk atap
Kemiringan
Bahan atap
Warna atap
Vertikalisasi
Massif-transparan
Bahan dinding
Warna dinding
Pemunduran bangunan




3

2
2
2

1





1
1





0


0
Total nilai
11






Langkah 3 Membuat Rentang Penilaian
Parameter komponen jati diri 9
-          Rentang nilai maksimum : ∑ parameter x nilai tertinggi
     : 9 x 3
     : 27
-          Rentang nilai minimum    : ∑ parameter x nilai terendah
      : 9 x 0
      : = 0
Rentang nilai
1.      Tingkat lerusakan kecil             27   -   19
             9           9
2.      Tingkat kerusakan sedang       18   -   10
                                                 9          10
3.      Tingkat kerusaan besar             9    -    0
Kesimpulan :  perubahan sedang, berarti strategi konservasinya adalah restorasi atau rehabilitasi                                 
Strategi Konservasi
Komponen Jati Diri

Pemunduran

Lingkungan
Atap
Dinding
Bentuk
Kemiringan
Bahan
Warna
Vertikalisasi
Horisontalisasi
Efek Massif
Transparan
Bahan
Warna
Restorasi
Tidak
Berubah
Tidak Berubah
Berubah
Tidak
Berubah
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Rehabilitasi
Berubah
Tidak
Berubah
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak Berubah
Tidak
Berubah
Tidak Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Berubah
Tidak Berubah
Berubah
Tidak
Berubah

Strategi Konservasi
Komponen Jati Diri

Pemunduran

Lingkungan
Atap
Dinding
Bentuk
Kemiringan
Bahan
Warna
Vertikalisasi
Horisontalisasi
Efek Massif
Transparan
Bahan
Warna
objek
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak Berubah
Tidak
Berubah
Tidak Berubah
Tidak
Berubah
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Tidak
Berubah
Berubah Tidak
Berubah

Terdapat 6 bentuk strategi rehabilitasi dan 4 restorasi, Jadi strategi konservasinya adalah rehabilitasi karena yang lebih dominan

3.3  Usulan Penataan
Penataan sirkulasi

Penataan pedagang kaki lima
open resto






Penataan pertokoan













Penataan rumah yang beralih fungsi










Penataan perumahan

























MENGKAJI SEBUAH KAWASAN DENGAN STRATEGI KONSERVASI

Objek : kawasan jalan soekarno hatta kota malang


Untuk memenuhi tugas uas mata kuliah konservasi bangunan

Dosen pengampu : aldrin yusuf firmansyah, M.T




Dibuat oleh :
Nurdin rismansyah
(09660042)






JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar